Bagaimana Cara Menyikapi Kegagalan dengan Benar
Sikap terhadap diri sendiri adalah sikap terhadap impian kita. Kita harus bersikap seolah-olah kita sudah menjadi seorang yang sukses. Apapun impian kita, kita harus bersikap seolah-olah kita sudah menggenggam impian tersebut, sudah mencapai impian tersebut. Kita harus yakin bahwa kita pasti sukses. Yakin terhadap diri sendiri.
Sikap terhadap orang lain adalah tahan terhadap cibiran orang lain atas impian kita. Tahan terhadap hinaan. Tahan terhadap ejekan orang lain. Apapun yang orang lain katakan. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa "jika kita menyampaikan impian kita pada orang lain, dan mereka tidak tertawa, maka impian itu terlalu kecil." Jika mereka tertawa, maka impian tersebut layak diperjuangkan.
Bagaimana Jika Gagal?
Sebenarnya lawan dari sukses bukanlah gagal. Gagal adalah satu paket dengan sukses. Lawan dari sukses adalah diam. Dengan berdiam diri, itulah kegagalan sesungguhnya.Namun, bagaimana kalau kita gagal total? Bagaimana kalau kita bangkrut? Bagaimana kalau kita tertipu? Bagaimana kalau ditipu habis-habisan? Bagaimana kalau menganggur? Bagaimana kalau ditinggalkan? Ditinggalkan anak istri?
Ketika kegagalan datang, ketika masalah menimpa, tetaplah optimis! Optimis! Yakinlah pasti ada solusinya. Itulah salah satu cara menyikapi kegagalan dengan benar. Seburuk apapun keadaan, pasti ada solusi. Bahkan solusinya bisa lebih dari satu.
Selain optimis, kita juga harus introspeksi dan mohon ampun. Semua atas izin Yang Maha Kuasa. Termasuk turunnya masalah. Termasuk datangnya masalah. Termasuk kegagalan. Tidak mungkin Yang Maha Kuasa iseng-iseng begitu saja, mengizinkan datangnya masalah. Mungkin ini adalah cara-Nya menggojlok kita agar lebih tangguh. Lebih tahan banting. Atau barangkali, ini adalah cara Tuhan untuk menjewer kita atas kesalahan demi kesalahan kita di masa lalu. Jadi, segera introspeksi dan mohon ampun.
Selain itu, sebaiknya kita juga harus pandai bersyukur. Orang lain mungkin masalahnya lebih besar daripada masalah kita. Kegagalan mereka bisa saja lebih dahsyat daripada kegagalan kita. Pandai-pandailah bersyukur.
Saat kita gagal, saat berada pada titik paling rendah, sebenarnya kita sedang berada pada saat dekat-dekatnya dengan Yang Maha Kuasa. Coba lihat sujud. Sujud adalah titik terendah. Bukankah ketika manusia bersujud, ia sedang dekat-dekatnya dengan Yang Maha Kuasa. Bukankah dengan berada di titik terendah, doa kita akan lebih cepat diijabah? Banyak-banyak berdoa dan mendekat pada-Nya.
Gagal di usia muda lebih baik daripada gagal di usia tua. Kita masih banyak waktu, tenaga dan kreatifitas untuk menemukan jalan mudah menjadi kaya di usia muda.
Sekali lagi, bersyukur. Bersyukur. Bersyukur.
Jadi, ketika sedang mengalami kegagalan, sedang berada di level terendah, bukan untuk disesali. Melainkan disyukuri, diintrospeksi. Optimis. Mohon ampun. Itulah cara yang benar menyikapi kegagalan.
Selanjutnya, silahkan baca cara cepat mengubah nasib dalam 40 hari dan pahami faktor penyebab kegagalan dan cara mengatasinya.